Menelusuri Makna Filosofis & Kisah Mistik Puncak Kadondo La Bide, Sori Dungga, Wadu Rengge Suma & Puncak Ruma Su.u Atau Puncak Jorna -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Menelusuri Makna Filosofis & Kisah Mistik Puncak Kadondo La Bide, Sori Dungga, Wadu Rengge Suma & Puncak Ruma Su.u Atau Puncak Jorna

Wednesday, June 14, 2017

Oleh : Ibrahim Bram Lido

Kabupaten Bima, Mimbarntb.com

Desa Lido adalah salah satu desa yang terdapat di kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Masuk wilayah admistrasi kecamatan Belo yang diapit oleh dua desa yaitu desa Ngali sebelah Baratnya dan Desa Ncera (sebelum desa Soki menjadi Desa adminstratif tersendiri tahun 2005) sebelah timurnya. Jalur desa ini dilalui oleh warga masyarakat kecamatan Langgudu dan sekitarnya. Desa lido memiliki tempat-tempat bersejarah yang sampai sekarang belum ada referensi yang jelas mengenai tempat-tempat tersebut, Sebut saja misalnya, Puncak Kadondo La Bide, Sori Dungga, Puncak Ruma Su.u atau Puncak Jorna. Berikut penulis mencoba menelusuri jejak makna dari tempat-tempat tersebut menurut versi penulis dan tidak keluar jauh dari makna yang sebenarnya.    
Ibrahim DPP HMI MPO

1.Puncak Kadondo La Bide

Nama “Kodondo La Bide”, “Jorna”, “Sori Dungga” dan “Rengge Suma” masih misteri sampai sekarang. Belum ada pihak tertentu yang menemukan makna filosofis yang terkandung di dalamnya, Tapi sejumlah nama tersebut sudah tidak asing dan menjadi buah bibir masyarakat Lido yang lahir di tahun 1990-an ke atas. Nyaris generasi yang lahir tahun 2000-an apalagi yang lahir 2010-an sampai 2017 sudah jarang mengunjungi tempat-tempat tersebut disebabkan mereka sudah tidak lagi senang dengan jelajah tempat-tempat yang ekstrim seperti yang dilakukan generasi saya dan generasi sebelum saya. 

Waktu kecil ketika mencari buah “Loka” dan “Garoso” (Nggahi mbojo na) pasti naik melalui jalan menuju Kandondo La Bide, sampai di puncak sana kita akan merasakan kesejukan dan pemandangan luar bisa, begitupun balik dari "lao Dei Garoso dan Loka" pasti mampir di puncak Kadondo La Bide, seolah lelah selama menjelajahi gunung hilang seketika. Kadondo La Bide adalah nama sebuah puncak gunung yang terdapat di timur desa Lido. Kalau tidak balik lewat Kadondo La Bide Pasti melalui jalan menuju Sori Dungga, di sana terdapat air yang sejuk yang tidak pernah punah (Sekarang mungkin sudah punah) untuk mandi menyegarkan kembali lelah selama berada di gunung.

2.Oi Sori Dungga

Tahun 2000-an, disaat masa bercocok tanam di atas gunung, Sori Dungga menjadi tempat persinggahan dan tempat mengambil air minum sesaat sebelum naik gunung bagi masyarakat yang punya "Oma" di Wadu tunti, Wadu Pa.a, So Oi Nggela dan seterusnya. Saat balik dari Oma pun demikian bahwa lokasi tersebut sebagai tempat istrahat terakhir sesaat sebelum sampai rumah, sekarang tradisi bercocok tanam di gunung sudah ditinggalkan oleh masyarakat Lido dan beralih untuk bertani bawang merah di luar daerah kabuaten Bima termasuk yang paling banyak berada di Desa Napa dan sekitarnya di Kabupaten Dompu, desa Marongeng dan sekitarnya di Kabupaten Sumbawa bahkan sampai di Desa Seradi lebih kurang 10 KM sebelum kota Sumbawa. Ini menunjukkan perubahan yang luar biasa bagi masyarakat petani bawang merah dalam melihat peluang serta kecanggihan informaasi yang tersedia.   

3.Wadu Rengge Suma

Wadu Rengge Suma adalah tempat yang dianggap keramat juga oleh sebagian orang tua dulu yang keberadaanya masih berada di desa Lido. Penulis belum mendapatkan referensi yang jelas terkait dengan Wadu Rengge Suma ini, Tempat tersebut menurut versi penulis adalah tempat keramat yang juga memiliki nilai historis. Diceritakan oleh orang-orang tua waktu penulis masih kecil bahwa tempat tersebut pernah hilang seekor kambing yang dimiliki oleh salah seorang warga Desa Lido sebut saja namanya Ibu La Edo. Ibu La Edo adalah salah satu juragan kambing waktu itu. Salah satu kambingnya hilang sampai sekarang belum ditemukan. Menurut beberapa masyarakat yang ada tepat di bawah kaki Wadu Rengge Suma tersebut bahwa kambing itu masih berkeliaran di atas Wadu Rengge Suma. Wadu Rengge Suma itu bentuknya agak bulat kedudukannya miring yang letaknya tepat di selatan atas Kampung Doro Langga.  Kambing itu akan terlihat pada siang hari dan puncak malam bulan purnama. Ketika pemiliknya ingin mendekati tempat keberadaanya kambing tersebut akan hilang ketika berada di tempat itu. Ini menunjukkan bahwa tempat tersebut keramat dan agker.

4.Puncak Ruma Su.u atau Puncak Jorna        

Puncak Ruma Su.u Atu puncak Jorna juga tidak kalah dengan nilai filosafis yang dimiliki oleh Puncak Kandondo La Bide, Sori Dungga dan Wadu Rengge Suma. Dimana tempat tersebut adalah puncak gunung yang terletak di sebelah selatan barat daya (Kalau tidak salah) tepat di atas kampung Ruma Su.u. Puncak Jorna tersebut memliki beberapa pohon Kamboja dan juga terdapat beberapa kuburan keramat. Kuburan tersebut sampai sekarang belum ada yang mengklaim siapa yang punya keluarga yang dikubur di tempat itu. Konon kuburan itu memiliki keanehan dan nilai mistis yang luar biasa. Terbukti ketika salah satu sesepuh Lido sekaligus “Guru Lebe” sebut saja namanya Ompu Rula (almarhum, Al Fatihah) bermimpi, di dalam mimpinya dibisiki oleh seorang penunggu Puncak Jorna bahwa di dalam kuburan keramat tersebut ada benda yang sangat berharga, benda berharga itu harus diambil diperuntukkan bagi pembangunan Masjid Raya At-Taqwa Desa Lido.

Oleh almarhum Ompu Rula tersebut diinformasikan kepada beberapa anak muda yang dianggap percaya olehnya untuk membongkar kuburan keramat tersebut guna mencari benda berharga itu.  Sebut saja namanya “Aba Man” (Cousi ma da pata Aba Man) dan beberapa kawannya. Esok harinya mereka menaiki Puncak Gunung Jorna. Sebelum membongkar kuburan tersebut, mereka bergumam dalam hati mereka ketika benar adanya benda berharga tersebut maka mereka akan pergunakan untuk memperkaya dirinya, semacam membeli mobil, membangun rumah bertingkat dan dan membeli barang-barang mewah lainnya seolah saran dari Ompu Rula tersebut ditepis jauh oleh mereka.

Sampai pada hari H, mereka membongkar kuburan tersebut sambil berharap benar-benar ada barang berharga itu. Dikisahkan oleh Aba Man (nama salah satu pemuda yang terlibat dalam pembongkaran tersebut) saat pembongkaran kuburan ada aura mistik yang sangat kuat, terdengar bunyi sekelompok makhluk halus yang memainkan gendang, menangis, teriak dan bahkan ada yang melarang pembongkaran tersebut tapi mereka tidak menghiraukan larangan itu seolah diangggap sebagai angin lalu karena diselimuti oleh nafsu ingin “kaya mendadak”. Singkat cerita, akhir dari pembongkaran tersebut meraka hanya melihat tengkorak manusia yang sudah ratusan tahun terkubur. Beberapa anak muda ini pun kaget dan lari terbirit-birit.

Malam hari, salah satu pemuda sebut saja namanya “Jaini” Ama La Hikmah yang terlibat dalam pembongkaran tersebut didatangi oleh sekelompok makhluk halus untuk mengadilinya. Dilihatnya, bahwa makhluk halus penunggu Puncak Jorna itu melampiaskan kemarahannya kepada mereka yang mengusik tempat tinggalnya. Sepanjang malam rumahnya digedor. Seolah mereka meminta pertanggung jawaban atas pembongkaran kuburan yang menjadi tempat tinggal mereka. 

Pagi hari, pemuda ini dengan wajah yang sangat ketakutan dan pucat bagai mayat hidup mendatangi rumah Ompu Rula dan menceritakan kejadian yang dialami olehnya sekaligus meminta saran pada orang yang pertama kali mendapatkan informasi apa yang harus mereka lakukan untuk tidak lagi diganggu oleh makhluk halus tersebut. Mereka pun diberitahu bahwa niat mereka sudah tidak sesuai dengan yang perintahkan olehnya. “Pantas saja mereka marah”, gumam Ompu Rula terlihat kecewa dengan niat mereka. Dengan rasa kecewa yang tersimpan dalam hati Ompu Rula memberikan saran bahwa kuburan keramat itu harus ditutup kembali seperti sedia kala. Anak muda inipun menerima saran Ompu Rula dan langsung menutup kembali kuburan keramat tersebut. 

Itulah beberapa kisah mistik yang terdapat pada beberapa tempat keramat yang ada di desa kita yang pernah penulis alami dan dengar dari beberapa sumber yang merasakan langsung kejadian dan fenomena itu. Tulisan ini bukan sebagai referensi yang akurat. Jika terdapat kesalahan dalam penyebutan nama dan kejadian yang sesungguhnya penulis mohon maaf. Masukan dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. 
Sebuah kata bijak dari J.K. Rowling seorang Penulis terkenal asal Inggris mengatakan “mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui dan Tulislah dengan pengalaman dan perasaanmu sendiri”. Sekian terima kasih.    
Sumber : 
1.Wikipedia
2.Pengalaman Pribadi
3.Aba Man (Wakil Ketua Pemuda desa Lido)
4.Jerre Putra Soridungga (Tokoh Muda Desa Lido)
5.Amirullah (Tokoh Muda Desa Lido)
*Ibrahim Bram Lido adalah Pemerhati desa Lido dari jauh, sekarang sedang lanjut study di salah satu Universitas di Jakarta