Baca Juga
BIMA, MIMBARNTB.COM - Seluruh rakyat di Desa Ngali tumpah ruah saat menggelar kegiatan pawai akbar dalam rangka memperingati perang Ngali yang ke 112 tahun. Kegiatan ini bertemakan "Napak Tilas Sejarah Ngali 1908-1909 untuk Bima dan NKRI".
Kegiatan ini diselenggarakan pada Minggu, 01 Februari 2020 dan diprakarsai oleh Ikhwanuddin bersama seluruh pemuda pencinta sejarah.
Ikhwanuddin mengatakan, adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mempertegas keberadaan dan memperkenalkan situs-situs sejarah perang Ngali kepada seluruh masyarakat hingga tingkat nasional bahwa di Ngali ini benar-benar ada situs sejarah sebagai bukti dan fakta sejarah bahwa masyarakat Ngali kala itu pernah melakukan upaya perlawanan dan pemberontakan terhadap penjajah Belanda, sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang dikenal dengan Bea Duta/pajak. Dimana dalam realisasinya dirasakan merugikan, menekan, dan menyengsarakan bahkan dapat merusak sendi-sandi kehidupan masyarakat Ngali.
Lanjut Ikhwan, Sebagai bukti sejarah terdapatnya kuburan as-syuhadah yang merupakan kuburan para suhadah yang gugur kala itu dan masjid as-syuhadah sebagai pusat komando, serta terdapatnya Rade Bari yang merupakan kuburan para pasukan Belanda dan Rade Bugis sebagai tempat kuburan pasukan Bugis yang diutus untuk melakukan penyerangan terhadap masyarakat Ngali dan monumen sebagai pembatas dan simbol kesatuan dan kekuatan.
“Kegiatan ini memiliki beberapa target, yakni untuk menghidupkan dan memperkenalkan kembali situs sejarah perang Ngali yang selama ini bahkan tidak pernah dipublikasikan, bahwa di Ngali benar adanya," kata ikhwanuddin.
Ikhwanuddin atau angin mamiri berharap, kegiatan ini untuk menghilangkan pengklaiman yang dapat menciptakan sikap antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, serta mengajak kebersamaan persatuan dan kesatuan masyarakat Bima pada umumnya dan Ngali khususnya, agar mencintai sejarah dan mengenang kembali para ulama, pahlawan dan pejuang.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Ngali, BPD Ngali, seluruh kepala sekolah dan guru se Desa Ngali. Hadir pula tokoh agama, Babinsa, Babinkamtibmas, Pemuda Panca Marga dan seluruh elemen rakyat di Desa Ngali.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 08:00 WITA itu dilepas langsung oleh Kades Ngali. Dalam sambutannya, Kades Ngali Ikhwan mengapresiasi kegiatan ini dan mengajak seluruh rakyat Ngali untuk terus mencintai dan melestarikan sejarah yang diperjuangkan oleh para pejuang Ngali.
"Dengan adanya kegiatan ini rakyat Ngali bisa belajar dan memaknai sebuah perjuangan," ucapnya.
Sementara itu, selaku tokoh pendidikan di Ngali, Imran mengajak seluruh siswa maupun rakyat Ngali agar menjadikan kegiatan ini sebagai refleksi sejarah untuk selalu diingat oleh para generasi muda.
Dalam kegiatan napak tilas ini dimeriahkan pula oleh drum band siswa-siswi MTs Negeri 5 Bima. Rute kegiatannya, dimulai dari SMP 1 Belo berlanjut menyambangi situs sejarah mesjid besar syuhada desa Ngali dan sebagian dilanjutkan ke makam rade bari (makam kolonial Belanda yang gugur saat peperangan kala itu).
Kegiatan ini berakhir di monumen Ngali dan sekaligus pengguntingan pita oleh Danposramil Belo disertai pemasangan bendera merah putih di lima tiang sebagai simbol kemerdekaan rakyat Ngali pada saat itu.
(*mb01*)