Baca Juga
Nama Suharlin, S.Sos sudah sangat familiar di dunia jurnalistik. Bagi masyarakat Kabupaten dan Kota Bima, Suharlin adalah tokoh sentral jurnalis yang ada di KAE. Ia memiliki peran strategis dalam membangun daerah dengan pena jurnalis sejak 2005 silam.
Suharlin (kanan). |
Suharlin mulai mengawali kiprahnya sebagai seorang pewarta dengan membangun media sendiri bernama JERAT. Dalam sejarahnya nama Jerat merupakan kepanjangan dari (Jeritan Hati Rakyat). Namun kini diubah sedikit lebih soft menjadi (Jendela Rakyat).
Bapak tiga anak dengan gaya nyentrik berambut ikal panjang dan berkacamata hitam khas ini, sangat konsisten membela hak-hak masyarakat kecil sesuai dengan nama medianya. Ia lebih banyak menyoroti ketimpangan pembangunan yang ada di wilayah tempat tinggalnya, Kecamatan Monta, Woha dan Parado.
Pria yang akrab disapa Leo Jerat ini acap kali berteriak lantang mengkritisi pemerintah. Ia kerap menulis khusus tentang kondisi ketimpangan yang dialami masyarakat di sekitar. Sikap kritikusnya tak pelak membuat Suharlin dipandang sinis oleh birokrasi yang tidak suka dengan teriakannya. Kondisi ini tentu saja berimbas pada kelangsungan media yang ia bangun, lantaran tak pernah mendapat kue kerjasama media di pemerintahan.
Meski demikian, Leo Jerat bukanlah tipe seorang penjilat. Wartawan yang juga nyambi sebagai aktivis lingkungan ini memang tak pernah mengharapkan apapun dari APBD, selain iuran koran bulanan dari pelanggannya. Integritas media yang ia bangun selama ini sudah cukup membuktikan bahwa media bukanlah tempat mencari hidup. Tapi bagaimana ia tetap memberikan hidup untuk medianya agar terus berteriak bersama masyarakat kecil.
Pria yang satu ini cukup unik, meski tampang sangar namun ia begitu peka dengan orang-orang sekitar. Kepekaan sosialnya sangat tinggi dan bahkan menjadi pilar bagi masyarakatnya untuk terlibat dalam pemecahan konflik horizontal antar kampung. Di sisi lain, alumni STISIP Mbojo Bima tahun 2010 ini adalah sosok pemimpin Redaksi yang sangat sederhana, jauh dari kata mewah seperti kebanyakan para pemimpin media besar lain.
Meski kesehariannya sederhana namun ia enerjik. Kondisi ini membuat nama Suharlin lebih cepat dikenal dan disenangi masyarakat. Hingga pada akhirnya ia diharuskan untuk berpikir progresif untuk terus memperjuangkan hak-hak masyarakat sekitarnya ke arah yang lebih besar.
Pria yang pernah bekerja sebagai Loss Prefention pada perusahaan ternama Amerika di Tangerang tahun 1996 hingga 1998 itu, kini mulai mencopot atribut jurnalisnya untuk suatu kemaslahatan besar atas dorongan kuat dari masyarakat yang menginginkannya untuk maju sebagai wakil rakyat di Kabupaten Bima. Amanah masyarakat itu pun tak langsung ia telan begitu saja. Sebab, ia masih ingin bergelut dengan dunianya sebagai seorang wartawan. Namun desakan besar untuk meraih mimpi dalam memperjuangkan hak masyarakat dan sebagai pelopor suara rakyat kecil di Kecamatan Monta, Parado dan Woha, hingga akhirnya ia pun harus siap memegang amanah untuk maju sebagai calon anggota DPRD Kabupaten Bima.
"Saya nyaleg tanpa modal hanya ngandalin kenal (pata) tanpa piti (uang)," ujar Suharlin dengan nada lirih. Ini dilakukan sebagai edukasi dengan tujuan agar kelak jika menjadi seorang anggota legislator tak mesti memikirkan modal politik untuk kembali sehingga berimbas pada adanya praktek korupsi dan mengabaikan hak rakyat.
"Saya hanya ingin mendedikasikan diri sebagai duta rakyat," sambungnya.
Meski tak berduit, lelaki yang sangat aktif di berbagai kegiatan sosial ini tetap berikhtiar untuk meraih mimpi bersama rakyat di Dapil 1 Kabupaten Bima.
"Walau hanya bermodal Pata, saya akan terus berjuang bersama masyarakat yang mendukung untuk meraih kemenangan pada Pemilihan Serentak tahun 2024 nanti," tegasnya.
Kamis, (8/12/22) pagi, Suharlin menjawab harapan masyarakat untuk maju sebagai calon legislatif dengan mendaftar pada partai Gerindra untuk Dapil 1, Woha, Monta, Parado. Saat pendaftaran di sekretariat Gerindra di Desa Rabakodo, Woha, Suharlin diantar oleh sejumlah wartawan KAE Bima dan masyarakat yang mendukungnya.
Dengan berbekal pengalaman menjadi pimpinan media, memimpin organisasi karang taruna Desa Tangga tahun 1999 hingga 2004, hingga dinobatkan sebagai pemuda pelopor bidang penyelamat lingkungan Kabupaten Bima tahun 2005, membuatnya siap lahir batin untuk merebut kursi DPRD tahun 2024 mendatang.
(red)