Penanganan Inflasi Daerah, Asisten II Pemkot Bima Vicon dengan Kemendagri -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Penanganan Inflasi Daerah, Asisten II Pemkot Bima Vicon dengan Kemendagri

Wednesday, February 8, 2023

Penanganan Inflasi Daerah, Asisten II Pemkot Bima Vicon dengan Kemendagri. 

Asisten II Kota Bima mengikuti Vicon bersama Kemendagri, Badan Pangan Nasional dan Seluruh Kepala Daerah di Indonesia dalam rangka Penanganan Inflasi Daerah, bertempat di Ruang Rapat Wali Kota Bima, Selasa (8/2/2023).


Asisten II Kota Bima di dampingi oleh Kepala Bappeda Litbang, Kepala BPKAD, Kadis PUPR, Kadis Koperindag, Kadis Kominfotik, Kadis Pertanian, Kepala DKP, Kadis Kelautan dan Perikanan, Kadis Sosial, Kasat Pol PP dan Kabag Ekonomi.

Rakor ini dilaksanakan untuk mendapatkan langkah penanganan yang tepat dan efisien dalam menghadapi Inflasi disetiap daerah menjelang bulan suci ramadhan.

Tito Karnavian selaku Menteri Dalam Negeri mengungkapkan bahwa target Inflasi untuk Nasional sekitar 4% masih sangat jauh, jadi diperlukan kerja keras yang terus menerus dari seluruh pemangku kepentingan dan Kepala Daerah.

Beliau juga menyampaikan mendekati bulan suci ramadhan setiap daerah harus terus berkoordinasi dengan pusat mengenai ketersedian bahan pangan.

Dr. Margiyono, SE., M.Si selaku Pengamat Ekonomi Nasional menjelaskan hasil pengamatan beliau selama kurang lebih 1 bulan, bahwa beras, cabe rawit dan telur ayam ras merupakan bahan pangan yang mempengaruhi laju inflasi.

"Harga beras, cabe rawit dan telur ayam ras akan sangat mempengaruhi inflasi menjelang ramadhan, jadi perlu dilakukan langkah antisipasinya," ungkapnya.

Beliau juga melanjutkan selain dari ketiga sumber pangan tersebut faktor yang mengganggu inflasi antara lain angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan bensin.

Dr. Andriko Noto Susanto selaku pejabat pada Badan Pangan Nasional memberikan 

beberapa langkah penanganan inflasi terkait bahan pangan yang dapat dilakukan pada setiap daerah menjelang bulan suci ramadhan.

"Langkah-langkah yang dapat kita ambil dalam mencoba menangani inflasi menjelang bulan suci ramadhan antara lain melakukan kolaborasi dan koordinasi dengan badan pangan di masing-masing daerah, melakukan mobilisasi pangan dengan melibatkan Bulog pusat dan stakeholder pangan daerah, melakukan monitoring dan evaluasi terkait harga pangan, melakukan bansos untuk masyarakat tidak mampu dan melaksanakan agenda rutin pasar murah menjelang bulan suci ramadhan," jelasnya.

Di akhir ia menekankan tentang pentingnya melakukan monitoring dan evaluasi terkait harga beras yang terus mengalami peningkatan.

"Dengan melakukan monitoring dan evaluasi pendataan terkait harga beras yang terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, kita dapat menekan produksi beras dengan pergerakan harga, sehingga kita dapat memprediksi panen kita di bulan februari, dan menyiapkan stok pengelolaan beras kita di bulan maret," tutupnya.

(red)