Kejayaan Yang Terlupakan -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Kejayaan Yang Terlupakan

Sabtu, 04 November 2023

Sejak abad 10 silam, Bima dikenal dengan kehebatan hasil peternakannya. Hasil peternakan Bima dikirim keberbagai pulau di Indonesia hingga manca negara. Jenis ternak yang sangat poluler dimasa itu adalah Kuda Bima. Kuda ras poni yang dikenal sebagai kuda yang bertenaga kuat dan tangguh. 

Darussalam, S. Hi. 

Karakteristik yang khas inilah yang membuat kuda Bima diminati oleh berbagai daerah untuk di jadikan alat transportasi pada zaman tersebut. Ternak lain yang juga tidak kalah populernya terutama di pertengahan tahun 90 an adalah kerbau dan sapi. 

Sapi dan kerbau Bima juga diminati oleh berbagai daerah karena karakteristik dagingnya yang padat dan tidak berair dan berbeda dengan kerbau atau sapi dari daerah lainnya. 

Besarnya populasi peternakan tidak bisa dipisahkan dari sosiologis masyarakat Bima yang memahami betul bahwa kondisi alam Bima sangat cocok untuk peternakan besar. Topografi Bima khususnya Rasanae kala itu,  yang kelilingi dataran tinggi membentuk kesadaran mendalam masyarakat Bima bagaimana bersahabat dengan alam dan mampu mengkapitalisasi kondisi alam tersebut menjadi rahmat yang luar biasa. 

Masyarakat pada zaman tersebut sangat memahami betul bagaimana cara menjaga karunia Tuhan dengan menjadikan dataran tinggi sebagai kawasan peternakan. Hutan dan perkebunan tetap terjaga karena keseimbangan ekosistem tercipta dengan dijadikannya wilayah tersebut sebagai kawasan peternakan. 

Al hasil, kearifan masyarakat Bima menjaga alam dengan berternak tersebut mampu mewujudkan mimpi dou mbojo untuk memenuhi berbagai keinginanya mulai dari sekolah serta pemenuhan kebutuhan sekujder lainnya dari hasil peternakan. 

Kita membayangkan bagaimana jika karakteristik masyarakat Bima yang secara sosiologis adalah peternak ini dikembalikan dan dataran tinggi kembaki dijadikan kawasan peternakan. 

Peternakan didataran tinggi akan menjadi substitusi menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat yang hari ini "terpaksa" berladang di dataran tinggi karena tidak memiliki pilihan yang realistis sesuai dengan karakteristik dasar masyarakat yang selama ini berdahabat dengan alam dengan cara berternak.

Teebayang bagaimana masyarakat kemudian kembali akan memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan perkebunan tanaman keras. Karena masyarakat Bima sangat menyadari bahwa peternakan diwilayah dataran tinggi tidak bisa dipisahkan dengan perkebunan karena itu adalah keseimbangan ekosistem. 

Terlebih sekarang ini dataran tinggi tidak lagi menjadi terisolir. Akses kewilayah dataran tinggi sudah sangat baik. Karena hampir semua akses utama kewilayah dataran tinggi telah memiliki jalan hotmix. Kemudahan akses ini tentu akan lebih membantu dan memberikan dorong semangat yang lebih untuk kembali mengembangkan peternakan. 

Bahkan jika kemudian berbagai sarana dan prasaranan lain seperti air dan listrik bisa di fasilitasi oleh pemerintah, akan banyak warga yang memiliki lahan didataran tinggi akan memilih hidup didataran tinggi sehingga bisa lebih maksimal dalam memaksimalkan potensi peternakan dan perkebunan dilahannya masing masing. 

Kita akan kembali menemukan kejayaan yang hilang. Peternakan kuda, sapi dll lain lain memenuhi dataran tinggi yang bertebaran dibawah rindangnya pepohonan tahunan atau pohon buah. Buih kesejukan akan membuai kita untuk terus menikmati keindahan ekosistem dataran tinggi. 

Bahkan banjir yang menjadi mokok menakutkan itu, akan sirna dan hanya sebagai kenangan pahit yang sudah tidak akan dibayangkan kembali akan hadir mengusuk ketenangan kehidupan warga Bima. 

Pada saat itulah kesejahteraan akan hadir sebagai rahmat ilahi karena kita telah mampu mengembalikan dan menjaga amanat Tuhan tentang keseimbangan ekosistem yang telah ditakdirkan ditanah Bima sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan. 

Opini oleh: Darussalam
Kota Bima, (4/11/2023). 
(**).