Serangan Hama Ulat (Kako) kerap kali merusak tanaman bawang merah milik para petani di Kabupaten Bima. Akibat serangan hama ulat tersebut para petani tidak sedikit yang mengeluarkan anggaran besar untuk membeli obat-obatan untuk menyemprot hama ulat tersebut. Hama ulat juga mengakibatkan hasil produksi bawang menurun bahkan tidak sedikit para petani yang gagal panen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Holtikultural Tanaman Pangan Pertanian Kabupaten Bima, Syahrial saat ditemui di ruangan kerjanya (7/8/2017).
Dia menjelaskan "Sebentar lagi petani bawang merah kita akan jaya, dengan ditemukannya bahan penarik kupu secara besaran dengan menggunakan alat Feromonon Exi/Pelekat Kuning".
Dengan adanya alat penarik kupu-kupu dan alat penangkar hama ulat tersebut Syahrial yakin para petani bawang merah akan terkurangi biaya untuk membeli obat-obatan juga petani tidak akan gagal panen.
"Biasanya Petani menyemprot 50 kali dalam semusim, tetapi sekarang dengan menggunakan bahan tersebut tinggal 3 - 5 kali/musim itu artinya biaya produksi semakin berkurang. Hal ini kami coba di Kec.Lambu sebanyak 50 ha. Dengan kehadiran Feromonon Exi petani sangat bersyukur dan hasilnya terlihat nyata di lahan yang mereka miliki, pemasangan alat penangkal hama ulat Femonon Exi untuk persatu hektar sebanyak 15 Toples dan pelekat kunin harga 750 ribu"pungkasnya.