Menakar Koalisi Besar HM. Lutfi - Ferry Sofyan -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Menakar Koalisi Besar HM. Lutfi - Ferry Sofyan

Tuesday, September 5, 2017

Oleh : Alam

Gagasan HML tentang membangun koalisi besar bukanlah sekedar pepesan kosong tetapi gagasan tersebut nyata adanya dan membuktikan kematangan strategi politik seorang HML dalam belantika politik nasional dan daerah.
Alam tokoh Bima 
Secara obyektif gagasan HML ini di topang dengan potensi personal dan strategi yang dilakukan serta fakta tersebut sebenarnya sangatlah nyata dan sederhana sekali untuk mengetahuinya.

Pertama, HML mengambil Ferry Sofyan sebagai wakil maka secara otomatis meskipun tetap ada proses politik didalamnya,namun tetap memberikan kepastian tiga partai sekaligus berkoalisi yaitu PAN, Gerindra dan PPP. Ketiga parpol tersebut telah bersepakat membangun koalisi dari provinsi hingga Kota Bima. Di provinsi PAN dan PPP bersepakat mengusung kader Gerindra dan di Kota Bima Gerindra dan PPP pun bersepakat mengusung kader PAN sebagai pemenang pemilu.

Kedua, sebagai kader terbaik Golkar, HML telah menjadi pilihan partai Golkar untuk diusung pada pilkada Kota Bima. Posisi tersebut memudahkan HML untuk meyakinkan Hanura yang memang memiliki tradisi selalu berkoalisi dengan Golkar pada level daerah sekaligus memantapkan komunikasi HML dengan Oesman Sapta selaku ketua umum Hanura yang memang telah memiliki hubungan dan kedekatan dengan HML selama ini.

Ketiga, selain sebagai seorang aktifis yang dibesarkan dalam lingkungan nahdiyin, HML juga memiliki kedekatan personal dengan elit-elit PKB yang juga merupakan sahabat seperjuangan dalam dunia politik dan dunia ke nahdihian dimana PKB merupakan anak kandung dari politik nahdihin. Ini membuat PKB mantap untuk mengusung HML tidak hanya sebagai politisi kawakan tetapi sekaligus sebagai bagian dari warga nahdihin yang telah malang melintang dalam pergulatan kenahdihian.

Keempat, profil HML yang memang dikenal sebagai seorang aktifis senior dan eksponen 98 yang memang malang melintang dalam pergulatan politik nasional sejak mahasiswa membuatnya memiliki hubungan personal dengan banyak tokoh tokoh besar dijakarta. Fakta membuatnya memiliki hubungan dan kedekatan persoanal dan politik termasuk kepada ketua umum PKPI yang ibarat kata seperti bapak dengan anak dan ini juga yang memudahkannya mendapatkan dukungan full dari PKPI. Demikian halnya dengan PBB dimana HML juga sangat andil membangun hubungan personal dan politik dengan elit PBB terlebih untuk konteks pilkada provinsi dan kota bima yang dimana PBB memiliki kepentingan untuk provinsi dan HML mampu menjadi jembatan untuk kader PBB yang ingin bertarung di level provinsi. Ini kemudian terjadi ibarat barter politik antara HML dengan PBB dalam hal membangun koalisi.

Kelima, fakta-fakta di atas membuat HML seolah mengunci peta koalisi parpol yang menyisakan tiga parpol yang berada diseberang kubu lawan dan satu parpol yang masih berdiri ditengah yaitu PKS. Dengan strategi politik koalisi besar yang di ciptakan oleh HML membuat posisi PKS pun tertarik untuk menjadi bagian dari koalisi HML karena sudah barang tentu PKS sangat mustahil untuk bisa berada bersama PDIP dan Nasdem dalam satu koalisi yang kebetulan Nasdem dan PDIP berada di kubu petahana, termasuk PKS tidak memiliki tradisi mendukung petahana dalam setiap pilkada di Kota Bima

Kelima skenario dan fakta politik ini memberikan gambaran terang benderang kepada publik bahwa HML dengan kelebihan personalnya dan kematangannya dalam kancah politik nasional kemudian mampu mewujudkan koalisi besar 9 parpol yaitu, Golkar, PAN, Gerindra, PKS, Hanura, PKB, PBB, PPP dan PKPI. Dan meninggalkan 3 partai yaitu PDIP, Nasdem dan Demokrat untuk lawan politiknya.

Berkaca pada hasil pemilu 2014 lalu di Kota Bima, maka tergambar jelas kekuatan 9 parpol yang mendukung HML - FS ini dengan total perolehan suara sebesar 59% dari total suara DPT dan atau 72% dari total suara sah pada pemilu lalu. Bersambung