TKW Asal Bima Korban TTPO di Suriah Menangis Ingin Pulang -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

TKW Asal Bima Korban TTPO di Suriah Menangis Ingin Pulang

Monday, July 1, 2019

Kota Bima, mimbarNTB.com -- TKW asal Paruga lingkungan Sarata Rasanae Barat Kota Bima NTB Korban TTPO di Suriah menangis ingin Pulang ke tanah air Indonesia. 
TKW bernama Rini Andiriani ini bercerita bahwa dirinya ditempatkan secara ilegal ke Suriah oleh sponsor bernama Ibu Soleha sejak tahun 2018 lalu. 

"Lewat perorangan tidak lewat PT," kata Rini Andriani pada media ini, Selasa (02/7/2019).

Sekarang Rini Andriani menunggu nasib baik yang berpihak kepada dirinya karena dia mengaku telah putus asa lantaran pengaduannya ingin pulang kembali ke tanah air kepada pihak KBRI Indonesia untuk Damaskus justru pihak KBRI Damaskus menyarankan kepadanya untuk menyelesaikan masa kontrak kerjanya selama dua tahun baru bisa pulang ke Indonesia. 

"Disini saya ketakutan, saya ketakutan, sekarang majikan mau pulangin saya ke kantor agen," kata Rini Andriani setelah membaca surat imbauan dari pihak KBRI Damaskus nomor:333/PEN/VII/2019 yang berbunyi sehubungan dengan adanya serangan udara Israel ke wilayah Suriah khususnya wilayah Rif Dimashq/Damascus Country Side dan Homs yang terjadi pada Senin dini hari tanggal 1 Juli 2019 Kedutaan besar Republik Indonesia di Damaskus mengimbau agar seluruh masyarakat dan warga Indonesia di Suriah untuk:

1. Meningkatkan kewaspadaan dan selalu berhati-hati di tempat umum baik didalam ataupun diluar gedung dan ditempat tinggal masing-masing. 
2. Memperhatikan pengumuman/imbauan dan ikut arahan yang diberikan oleh aparat setempat terkait keamanan. 
3. Saling memantau keamanan di wilayah atau ditempat tinggal, dan 
4. Saling menjaga serta membantu sesama masyarakat Indonesia. 
Rini Andriani mengaku sponsor yang merekrutnya telah ditahan di Mabes Polri atas laporan TKW korban TTPO yang berhasil kabur dari negara Suriah. 

"Sponsor Ibu Soleha sekarang sudah ditahan di Mabes Polri atas laporan korban yang berhasil pulang ke Indonesia," ungkapnya. 

"Sudah pagi disini wati wara waktuku sae buat penjelasan panjang lebar saya keburu waktu, saya menunggu nasib sekarang. Sampai pagi ini saya nggak tidur tungguin," tambahnya. 

Sekarang Rini Andriani hanya bisa menangis dan berharap kepada pemerintah terutama pemerintah Kota Bima agar segera memulangkannya ke tanah kelahirannya Kota Bima.
Sementara kepala kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Bima Dedy SH mengaku telah menyerahkan semua berkas Rini Andriani kepada ke penyidik Bareskrim TTPO Mabes Polri untuk kepentingan penyidikan. 

"Kami sudah serahkan data-data kepada penyidik Bareskrim makanya bisa cepat ketangkap jaringan tppo yang terhadap rini andriani dkk yang diberangkatkan ke suriah. Kewenangan kami hanya sebatas itu. Untuk pemulangan merupakan kewenangan kemenlu dan satgas tppo bareskrim," jelas Dedy kepada media ini Pada Selasa (02/7).

Dedy juga mengaku atas kasus tersebut pihaknya telah dipanggil dan diperiksa oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri sebagai saksi. 

"Saya inget bangat awal romadhon yusup dipanggil ke bareskrim untuk dimintai keterangan sebagai saksi sekalian diminta mbawa berkasnya,"tambahnya. (mb01).