Petani di Sanggar Keluhkan Mahalnya Harga Pupuk Non Subsidi -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Petani di Sanggar Keluhkan Mahalnya Harga Pupuk Non Subsidi

Friday, November 1, 2019

Bima, mimbarNTB.com - Petani desa Kore keluhkan tidak adanya kebijakan pemerintah kabupaten Bima dalam mengatur serta mendorong peningkatan hasil produksi pada sektor pertanian. Pemerintah justru mengharuskan petani membeli pupuk non subsidi serta bibit jagung pemerintah yang jauh dari  harapan petani.

Para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang sangat mahal diluar kemampuan finansial para petani. Dengan kondisi seperti ini, petani harus mengeluarkan beban biaya yang begitu besar minimal Rp15 juta-20 juta per hektar dengan rincian garapan, pengadaan Bibit, pupuk, obat-obatan, biaya tanam hingga panen. 

Hal tersebut dikeluhkan oleh Asikin petani jagung, Dia menjelaskan setiap musim tanam para petani harus menyiapkan modal yang besar hingga terpaksa harus mengutang di BANK.

Hal senada juga disampaikan oleh Syafruddin. Kata Dia, meskipun Petani Desa Kore mampu menghasilkan miliaran rupiah tiap tahunnya dari hasil panen, namun semuanya hanya bersifat sementara.

"Dari tahun 2006 sampai sekarang ini tentu pemerintah kurang memperhatikan dalam mengatur dan mengelola baik pada pengadaan pupuk dan bibit jagung," ucapnya pada media Mimbar Ntb,1 November 2019.

Mewakili para petani asal Kecamatan Sanggar, Syafruddin berharap adanya perhatian pemerintah daerah kabupaten Bima agar lebih serius dalam membuat kebijakan yang Pro rakyat, sebagaimana visi-misi Bima Ramah.

"Sehingga pada musim tanam selanjutnya kami petani pun terbantu meski dengan bantuan Pupuk dan Bibit," harap sekaligus pesannya. (jurnalis mimbarNTB/biro sanggar/Sirajudin).