Wali Kota Bima Isi Materi Pelatihan Relawan TSBK/TSBD Tentang Mitigasi, Adaptasi, & Kesiapsiagaan -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Wali Kota Bima Isi Materi Pelatihan Relawan TSBK/TSBD Tentang Mitigasi, Adaptasi, & Kesiapsiagaan

Monday, June 6, 2022

Wali Kota Bima Isi Materi Pelatihan Relawan TSBK/TSBD Tentang Mitigasi, Adaptasi, & Kesiapsiagaan. 

BIMAMIMBARNTB.COM - Berlokasi di RT 10 RW 05 BTN Oi Si'i Kelurahan Rontu, Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi, SE bersama dengan Staf Ahli dan Perangkat Daerah terkait menghadiri kegiatan Pelatihan Relawan Tim Siaga Bencana Kelurahan/Desa (TSBK/TSBD) Tentang Mitigasi, Adaptasi, dan Kesiapsiagaan.


Dari keterangannya mengawali kegiatan di Senin pagi tersebut, terdapat 10 Lokasi Kesiapsiagaan Bencana yang tersebar di 7 Kota Bima dan 3 Kabupaten Bima. Adapun kesepuluh lokasi tersebut berada di kelurahan Kolo, Ule, Jati Baru, Jati Baru Timur, Ntobo, Kendo, Nungga (Kota), Ntori, Kaowa, dan Teta (Kabupaten).


Kepala BPBD mengungkapkan bahwa alasan dibalik dililihnya sepuluh kelurahan tersebut atas dasar potensi bencana khususnya banjir acap kali menghantui masyarakat di kelurahan tersebut dan menjadi hulu dari bencana banjir yang sering terjadi di Kota dan Kabupaten Bima.


Hal itu pula yang mendasari dari dilakukannya pelatihan pada senin hari ini yang dihadiri oleh berbagai perwakilan relawan dari 10 Keluraha yang telah disebutkan sebelumnya.


"Karena di 10 kelurahan tersebut merupakan kelurahan yang berpotensi besar terdampak bencana banjir, sehingga menjadi dasar masuknya dan dilakukannya pelatihan ini. Dengan menghadirkan relawan- relawan yang akan menjadi penghubung gerakan kepada masyarakat," ucap Kepala BPBD Kota Bima.


Beliau juga menambahkan bahwa dari 41 kelurahan yang ada di Kota Bima, sebanyak 35 Kelurahan telah terbentuk Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) dan 6 Kelurahan lainnya di himbau untuk dapat segera membentuk Timnya masing-masing.


"Mudah-mudahan kedepannya secara merata dapat menuntaskan dan menghadirkan relawan di kelurahannya, sehigga dapat membantu masyarakat menanggulangi bencana," lanjutnya.


Selanjutnya, Kepala BPBD yang akrab disapa Umi Jaenab tersebut berharap agar dengan rutinnya dilakukan pelatihan ini mampu menambah kecakapan dan kesiagaan relawan dalam menanggulangi bencana, serta dapat menghasilkan sebuah Peta Kesiagaan yang berisikan jalur dan posisi evakuasi, pedoman evakuasi dan lain sebagainya yang tentunya akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga relawan dalam menyamakan pikiran dan mensosialisasikan kepada masyarakat.


"Dengan kegaiatan ini diharapkan kita memiliki peta mitigasi sehingga kelurahan tangguh bisa kita wujudkan dan kita terapkan, ketika bencana akan terjadi masyarakat sudah tahu kemana harus mengevakuasi diri dan menyelamatkan diri," ujarnya.


Kemudian dalam kesempatannya menjawab antusiasme para relawan, Wali Kota Bima memberikan berbagai arahan dan masukan untuk menambah wawasan peserta yang berlangsung di tenda siaga bencana milik BPBD tersebut. Beliau menekankan bahwa hadirnya relawan bukanlah hanya sebagai pendamping semata, namun juga sebagai garda terdepan dalam menanggulangi bencana. 


Selain itu, Wali Kota Bima berharap agar para relawan tidak hanya berfokus pada tata cara penanggulangan saja, namun juga harus menitik-beratkan pada langkah pencegahan bencana seperti menjadi agen perubahan di lingkungan masyarakat untuk tidak melakukan penebangan pohon secara ilegal.


"Relawan hadir tidak hanya pada saat bencana, namun bagaimana pencegahan agar bencana tersebut tidak terjadi. Bagaimana penerapan aturan di masyarakat terkecil mengenai kegiatan yang dilarang yang akan berpotensi menyebabkan bencana seperti penebangan pohon secara liar," ungkapnya.


Terakhir, berkaca pada satu dekade silam dimana banyaknya ketersediaan air yang dibuktikan dengan banyaknya mata air di Kota Bima merupakan suatu tanda bahwa masyarakat sudah harus berbenah dan merubah pola pikir dan perilaku. Dari data yang Wali Kota himpun, pada 10 tahu lalu tidak kurang dari 200 mata air yang tersedia di Kota Bima, namun saat ini jumlah tersebut telah berkurang drastis dengan hanya tersedia kurang lebih 25 mata air saja.


"Menggerakkan dan mengedukasi masyarakat merupakan salah satu tugas dan tanggungjawab kita bersama termasuk relawan. Perubahan butuh waktu, tidak semudah membalik telapak tangan, apalagi bagaimana merubah pola pikir masyarakat. Itulah mengapa hadirnya anak-anak muda disini untuk menjadi relawan, karena merupakan tunas muda yang akan mewarisi perubahan dan kemajuan zaman," yakin Wali Kota Bima sembari menutup arahannya.


(Red)