Dalam sambutannya, Wabup Irfan Zubaidy menyatakan bahwa antisipasi dampak bencana adalah tanggung jawab bersama. Ia juga menyoroti peran penting mitigasi bencana dan sosialisasi dalam penanganan bencana, mengingat Kabupaten Bima memiliki potensi kerawanan bencana geologi yang perlu diantisipasi secara berkelanjutan.
“Mitigasi bencana menjadi upaya strategis untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana geologi,” ujarnya.
Wabup Irfan menambahkan bahwa mitigasi bencana harus direncanakan secara matang, berbasis data dan ilmu pengetahuan, serta melibatkan semua pihak. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat meminimalkan korban jiwa dan kerugian akibat bencana.
“Mitigasi bencana harus direncanakan secara matang, berbasis data dan ilmu pengetahuan, serta melibatkan semua pihak. Dengan pemahaman yang baik, kita dapat meminimalkan korban jiwa dan kerugian akibat bencana,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kapasitas pemerintah kecamatan dan masyarakat dalam memahami peta rawan bencana serta langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Kepala Badan Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah, Gele Radja Arios, S.T., M.Mil., memaparkan kondisi geologi wilayah Bima, potensi ancaman, sistem peringatan dini, serta langkah mitigasi struktural dan non-struktural.
“Sosialisasi ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman serta kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana geologi, khususnya aktivitas gunung api dan gerakan tanah,” jelasnya.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Drs. H. Isyra, kepala OPD dan instansi vertikal terkait, para Camat, akademisi, serta insan pers.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Bima semakin siap dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana geologi.
(Din/Red).