Pacuan Kuda Semestinya Kita Syukuri -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Pacuan Kuda Semestinya Kita Syukuri

Minggu, 29 Oktober 2023

Ditengah era trans global, ditengah gempuran westerninasi kebudayaan yang melibas budaya tradisi masyarakat sekarang ini. 

Darussalam. 

Perjuangan PORDASI bersama Komunitas Pecinta Kuda patut kita menaru hormat dan apreseasi sebagai benteng pertahanan dari gemburan infiltrasi kebudayaan global. 

Perjuangan PORDASI dan Komunitas Pecinta Kuda untuk mempertahankan satu karya kebudayaan adiluhung  mampu membuat tradisi besar ini tidak lekang oleh zaman. 

Kita patut bersyukur karena tradisi Pacuan Kuda masih ada. Tidak mudah mempertahankan sebuah tradisi atau karya kebudayaan ditengah modernisasi sekarang ini. 

Betapa banyak tradisi dan karya kebudayaan yang punah tergilas oleh zaman, bahkan generasi sekarangpun hampir tidak mengerti begitu banyak tradisi karya kebudayaan kita yang telah tergilas zaman. 

Tetapi berkat perjuangan PORDASI dan Komunitas Pecinta Kuda, tradisi Pacuan Kuda mampu bertahan dan berkembang diumurnya yang sudah melewati satu abad. 

Belakangan, kita mendapatkan kabar bahwa kuda kuda bima yang berlaga dipulau sebrang baik lombok maupun NTT juga mampu menunjukan klasnya sebagai kuda kuda juara. 

Memori kita seolah mengenang tentang cerita sejarah tentang kekuatan dan kehebatan kuda kuda bima dizaman lampau. 

Meski sebagian kuda bima sudah bertransformasi dengan terjadinya kawin silang antara kuda bima dengan kuda kuda sandelwood dan thorougbred. 

Justru para peternak kuda mampu beradaptasi dan mau mengembangkan peternakan kuda bima dengan skema peternakan yang modern seperti kawin silang kuda bima dengan kuda lainnya. 

Al hasil, kuda kuda yang dipelihara dan di kembangkan ditanah Bima mampu menjawab tantangan diberbagai arena pacuan kuda lintas pulau. 

Iklim panas yang ada di bima, tanaman pakan yang tumbuh diatas tanah dengan zat kapur sangat tinggi, berlari disela bebatuan bukit   membentuk kekuatan dan daya tahan tersendiri untuk kuda kuda yang hidup ditanah bima. 

Ini adalah kekayaan, ini adalah anugrah yang mesti kita syukuri dengan cara mendorong berkembangnya peternakan kuda di bima sekaligus memfasilitasi hadirnya pacuan kuda yang jauh lebih modern dari sudut sarana dan prasana. 

Agar kuda bima yang dikenal dengan kekuatan sejak 10 abad silam, agar patung kuda yang menjadi simbol " ingat kuda ingat bima, ingat bima ingat kuda " tidak kehilangan makna. 

Bahkan tidak menutup kemungkinan dengan berkembangnya peternakan kuda ditanah bima, kita akan mengulang sejarah keemasan dimana bima menjadi daerah pengekspor kuda kuda hebat keberbagai daerah di indonesia. 

Sudah saatnya kita bersatu untuk terus menjaga, memepertahankan dan mengembangkan tradisi yang sudah sangat tua ini di era yang terus akan meggerus tradisi dan kebudayaan kita.

Opini oleh: Darussalam, S. HI. 
(**).