Jalan Terjal Hj. Ferra Untuk Menjadi Calon Wakil -->
Cari Berita

Free Space 970 X 90px

Jalan Terjal Hj. Ferra Untuk Menjadi Calon Wakil

Sunday, October 8, 2017

BIMI, MIMBARNTB.COM - Nama Hj. Ferra Amelia kembali menghiasi berbagai media masa dan dalam berbagai diskusi seputaran pilkada kota bima dalam kurun waktu satu minggu belakangan ini. Kali ini berbeda dengan sebelumnya karena mencuatnya kembali nama Hj. Ferra bukan lagi sebagai calon walikota tetapi hanya sebagai calon wakil walikota.
Alam tokoh Kel. Penatoi Kota Bima 
     Tentu saja perubahan sikap yang melunak dan sangat kontraproduktif dengan sikap Hj. Ferra yang sebelumnya telah mendeklarasikan diri secara tegas hanya mau sebagai calon walikota, bukan sebagai calon wakil walikota. Hal tersebut harus mampu dirasionalisasikan sedemikian rupa oleh Hj. Ferra. Perubahan ini tentu tidak bisa dilepaskan dari fakta politik dimana Hj. Ferra tak lagi mendapatkan dukungan partai politik maupun partainya sendiri yaitu partai golkar sebagai calon walikota.

     Jualan politik pun berubah 180 derajat karena Hj. Ferra tidak lagi mendaftarkan diri sebagai calon walikota, tetapi tegas mendaftarkan diri sebagai calon wakil. Meskipun sebelumnya Hj. Ferra telah terlanjur mendeklarasikan diri sebagai bakal calon walikota dalam berbagai atribut sosialisasi yang telah bertebaran di Kota Bima.

     Untuk menempuh jalan baru ini tentu saja tidak mudah bagi Hj. Ferra. Upaya meyakinkan beberapa figur yang ditargetkan untuk menggandengnya membutuhkan ekstra tenaga, rasionalisasi serta loby tingkat tinggi. 

     Pertama, target figur yang menjadi incaran untuk menggandeng dirinya tidak tersedia banyak selain hanya yang tersisa petahana yang notabene telah mengantongi nama calon pasangannya diluar Hj. Ferra. Terlebih kabarnya bahwa komunikasi dengan nama calon pasangannya tersebut semakin mengerucut meskipun belum final dan masih bisa berubah.

     Kedua, Hj. Ferra tentu juga harus mampu memberikan keyakinan kepada koalisi parpol pengusung petahana tentang kepantasannya untuk mendampingi petahana terlebih Hj. Ferra sendiri tidak mampu untuk meyakinkan partainya sendiri yaitu Golkar untuk mendukung dirinya menjadi calon Wakil Walikota.

     Ketiga, setiap parpol koalisi maupun figur calon walikota beserta timnya memiliki cara pandang yang sangat obyektif dan terukur dalam memilih wakil. Salah satu parameter yang akan digunakan tentu saja akan melakukan tracking terhadap sejarah politik Hj. Ferra yang  belakangan mengalami kekalahan politik secara beruntun mulai dari kalah menjadi walikota pada pilkada 2013, kalah   pada pileg 2014 sehingga tidak lagi lolos sebagai anggota DPRD, gagal mempertahankan perolehan suara dan perolehan kursi Golkar terutama kursi ketua DPRD yang selalu menjadi bukti kehebatan Golkar, gagal mendapatkan dukungan dari Golkar untuk mengusungnya sebagai calon walikota pada pilkada 2018 ini, gagal juga mendapatkan dukungan Golkar untuk mengusungnya menjadi calon wakil walikota. Semua kekalahan dan kegagalan ini terjadi justru disaat Hj. Ferra pada puncak kekuasaannya ditubuh Golkar karena Hj. Ferra adalah ketua DPD II Partai Golkar Kota Bima. Rentetan kekalahan dan kegagalan ini membuat Golkarpun tidak lagi mengamanatkan kepada Hj. Ferra untuk memimpin Golkar Kota Bima yang sekarang telah digantikan oleh Alfian sebagai ketua DPD II Kota Bima.

     Keempat, sikap politik Hj. Ferra yang siap menjadi calon wakil ini tentu saja bertentangan dengan keputusan partai politiknya sendiri. Artinya ada konsekuensi logis yang harus diterima oleh Hj. Ferra karena tidak mentaati mandat partainya yang mengusung kader Golkar dalam pilkada 2018 ini. Ketegasan sikap Hj. Ferra terhadap pilihan yang berbeda dengan keputusan partai menjadi satu garansi sehingga Hj. Ferra tidak kemudian dianggap hanya sebagai bagian dari manufer partai Golkar.

     Empat point di atas paling tidak menjadi ujian nyata yang akan dihadapi oleh Hj. Ferra dengan jalan barunya sebagai calon wakil walikota. Mau tidak mau atau suka tidak suka Hj. Ferra akan bertemu dengan hal di atas dalam upayanya untuk mendapatkan tempat sebagai seorang calon wakil walikota.

Opini
Oleh : Alam