Baca Juga
 |
| Direktur Gerakan Anti Korupsi NTB, Agil. |
Pasalnya, di lingkaran Umi Dinda sekitar 80 porsen sudah mengirim sinyal bahwa Umi Dinda bakal mengambil H Syafru sebagai wakilnya pada Pilkada 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Gerakan Anti Korupsi NTB, Agil pada awak media pada Selasa 24 September 2019 bertempat di depan kantor Disnakertrans Kabupaten Bima.
"Berdasarkan analisis kritis saya Dinda itu akan berpasangan dengan H Syafru, landasan telaah kritisnya adalah hasil komunikasi dengan orang orang dekat lingkaran Dinda," katanya.
Ketika ditanya 'apa indikator bahwa Dinda- Safru bakal berpasangan?'.
"Semacam ada komunikasi perempuan dengan perempuan, yaitu Umi Dinda dengan Umi Tina dan berdasarkan komunikasi politik yang dilakukan secara intens baik formal maupun non formal oleh kedua bela pihak," jawab Agil.
Selain itu kata Agil, telaah kritis lainnya yaitu adanya sinyal H Syafru siap menjadi orang nomor dua dari Dinda.
Menurut Agil, alasan kenapa Dinda ambil Syafru bakal mendampinginya, karena insting politik jangka panjang dalam rangka mempersiapkan anaknya menjadi orang Nomor satu setelahnya.
"Itu menjadi pertimbangan utama Dinda dalam menentukan wakil yang tidak berpotensi untuk maju kembali setelahnya, karena dapat menghalangi anaknya di periodesasi setelahnya," ucapnya.
Dikatakannya, sinyal berpisahnya Dinda Dahlan bukan karena fenomena kuat arus kritikan di medsos yang mengarah ke Dinda dan memuji Dahlan.
Tak hanya itu, Agil uraikan seandainya terjadi Had to Had pasangan Dinda-Syafru melawan Dahlan maka peluang menang Dinda Syafru ada didepan mata.
Dia menambahkan, Bila Dinda Syafru telah deal berpasangan maka peluang bakal memborong semua partai terbuka lebar. Pasalnya pasangan Dinda Syafru merupakan magnet yang dilirik oleh partai pendukung.
"Dinda akan borong semua partai, karena potensinya sangat besar. Karena semua parpol tidak sembarang mengusung dan mendukung orang untuk maju pada pilkada," tutupnya. (DN)