Baca Juga
 |
| Foto pada saat kegiatan berlangsung |
Ketua FKUB Kota Bima H. Eka Iskandar Z menjelaskan, peserta dialog terdiri dari unsur pemerintah, tokoh lintas agama, tokoh lintas ormas, tokoh etnis, perwakilan pemuda Kota Bima dan pengurus FKUB,"sebutnya.
Dikatakannya, Tema yang diangkat, yakni ‘Ayo Bangun Kota Bima Tanpa Konflik, Tolak HOAX dan Politisasi SARA di Kota Bima’,"jelasnya.
Dijelaskannya, dialog lintas etnis ini digelar, karena Kota Bima ini merupakan daerah multi etnis dengan jumlah etnis 20, termasuk etnis Mbojo. Semuanya terdaftar secara resmi berdasarkan data dari Badan Kesbangpoldagri Kota Bima,"tuturnya.
Sesuai dengan domain FKUB, kata H Eka, sebagai lembaga yang mengakar untuk wilayah lintas etnis, budaya, agama maupun ormas, maka berkewajiban menjaga terciptanya keharmonisan hidup antar sesama.
"Apalagi, lanjutnya, tahun 2018 ini merupakan tahun pilkada, sehingga dialog bertujuan untuk mengajak semua pihak mendukung pembangunan yang ada, mengajak masyarakat menggunakan hak pilih dan jangan golput,"harapnya.
Selain itu, mengajak interen lintas etnis, lintas agama ini menciptakan pola hidup harmonis. Ini adalah, modal membangun Kota Bima tanpa konflik,"tegasnya.
Kita bisa berandai, kalau masing-masing etnis dan agama menciptakan konflik, saya pikir pembangunan tidak dapat dilaksanakan. "Kalau pembangunan sudah tidak dapat dilaksanakan, apa arti dari tujuan sebuah pembangunan itu,” paparnya.
Pihaknya juga berharap, kegiatan yang akan digelar menjadi stimulan dan sebuah acuan karena hasil kegiatan akan dirangkum Tim FKUB dalam sebuah catatan dan inti sari untuk dijadikan rekomendasi sebagai tindakan nyata FKUB dalam bentuk program ke depan.
Adapun narasumber jadi pembicara yakni Kasubag Hukum dan KUB Kanwil Kemenag NTB H Suwardi, Akademisi, Doktor Ridwan M Said, Wakapolres Bima Kota, Kompol. Yusuf Tauziri, S.Ik dan Penulis Buku FKUB Sudirman H Makka,"sebutnya.
MB-01