Baca Juga
KOTA BIMA, MIMBARNTB.COM -- Dewan Pendidikan Kota Bima menyelenggarakan Kegiatan kegiatan Pemberdayaan Komite Sekolah di Gedung Seni Budaya (GSB) Kota Bima, Selasa (8/6/2021).
Ketua Dewan Pendidikan Kota Bima, Drs Abdul Aziz MPd menjelaskan kegiatan ini yang bertemakan "Revitalisasi Peran dan Fungsi Komite Sekolah dan Pencegahan Penggunaan Narkoba Tingkat SD/MI, dan SMP/MTs se-Kota Bima" dan dihadiri oleh Polres Bima Kota, Dinas Pendidikan Kota Bima.
Teta Ejo sapaan akrab Ketua Dewan Pendidikan Kota Bima menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada Pemerintah Kota Bima dalam hal ini Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE (HML) atas bantuan dana hibah yang diberikan kepada Dewan Pendidikan sehingga Dewan Pendidikan mampu merealisasikan kegiatan ini dengan lancar dan sukses tampa hambatan apapun.
Teta Ejo menceritakan bahwa tahun-tahun sebelumnya Dewan Pendidikan tidak mampu menyelenggarakan kegiatan yang sangat urgen ini karena kendala dana dan keuangan.
"Namun di Tahun 2021 ini Pak Walikota H. Lutfi memberikan dana Hibah pada Dewan Pendidikan sehingga dapat terlaksana dengan baik kegiatan untuk menunjang urusan pendidikan di Kota Bima ini," ungkap Teta Ejo.
Urgensi dari kegiatan ini menurut Teta Ejo bahwa selama ini Komite Sekolah "sudah tidak ada" lagi sehingga perlu di revitalisasi.
"Tidak ada maksudnya adalah Komite Sekolah secara simbolis ada namun tidak berperan sesuai ketentuan sehingga perlu adanya revitalisasi," ungkapnya.
Lanjut Teta Ejo bahwa sesuai dengan Keputusan Mentri Nomor 75 Tahun 2019 bahwa kepengurusan Komite Sekolah hanya 3 Tahun sementara di Kota Bima ini ada Komite Sekolah yang sudah menjabat lebih dari 10 tahun.
"Ini semua perlu di tata kelola dengan baik dan di revitalisasi sehingga fungsi dan peranan Komite sekolah sesuai amanat UU bisa dilaksanakan dengan baik," tegasnya.
Bahkan menurut Teta Ejo untuk urusan Penyusunan Anggaran Dana Bos pun harus melibatkan dan diketahui secara luas oleh Komite sekolah.
Dalam kepengurusannya, Komite sekolah beranggotakan minimal 5 orang hingga 10 orang pengurus. Hal ini juga tentu menjadi atensi Kepala Sekolah selama ini yang belum memahami aturan itu sehingga mengangkat Komite sekolah hanya 1 orang saja.
Peserta Diklat Revitalisasi Peran dan Fungsi Komite Sekolah diikuti oleh 150 orang Peserta yang berasal dari Kepala Sekolah dan Ketua-Ketua Komite Sekolah.
Peserta Diklat tersebut adalah tingkat SDN 56 orang, MIN 1 orang, tingkat SMP 15 orang, Tingkat MTS 3 orang Jumlah 75 orang dengan Ketua komite menjadi 150 orang.
Teta Ejo Berharap agar tetap terjalin hubungan harmonis antara pihak sekolah dengan komite sekolah sehingga terwujud kerjasama yang konstruktif.
Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE (HML) dalam kegiatan Diklat tersebut itu berharap agar Dewan Pendidikan dan Pihak sekolah agar PENDIDIKAN KARAKTER terus digaungkan dan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya anak-anak didik.
Menurut Walikota HML Mantan Anggota DPR RI Dua Periode ini bahwa Dengan pencanangan pendidikan berkarakter tentu akan mampu menciptakan generasi yang beretika dan berakhlak mulia yang tentunya memahami dimensi-dimensi lainnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masih menurut Walikota HML bahwa Pengembangan Pendidikan Karakter tentu generasi yang akan datang memahami sepenuhnya filosofi hidup orang Bima yakni "Maja Labo Dahu.
Dirinyapun berkeyakinan bahwa dengan penerapan Pendidikan karakter akan mampu mampu membangun generasi yang berakhlak mulia dan maju cara berpikirnya dan ini sudah seharusnya dilakukan untuk menopang kepribadian generasi yang akan datang.
Walikota HML juga mengingatkan bahwa urgensinya Pendidikan seksual akan meminimalisir tindakan pelecehan seksual pada anak anak.
Walikota HML menyayangkan masih banyaknya anggapan negatif terhadap kalimat Pendidikan Seks, padahal pendidikan seks itu adalah salah satu upaya untuk mencegah terjadinya tindak pelecehan seksual pada anak.
Walikota HML sesalkan Cara berpikir dan cara pandang sebagian masyarakat tentang Pendidikan Sex.
"Sangat disesalkan masih adanya cara pandang di sebagian kecil masyarakat masih salah dan negatif, bahkan sengaja buat untuk dijadikan bullyan padahal itu penting agar anak anak kita paham dan tahu mana bagian yang tidak boleh disentuh oleh orang lain," ungkap HML.
(dinyan)